ASPEK FEMINISTAS DALAM TAREKAT NAQSABANDIYAH MUZHARIYAH DI MADURA

Judul : Aspek Feminitas Dalam Tarekat Naqsabandiyah Muzhariyah di Madura
Pengarang : Ahmad Mulyadi
Publikasi : Pamekasan: STAIN, 2008.
Subjek: tasawuf
Kata Kunci : Mursyid Wanita, Sufi Gender, Aliran di Madura, Kyai dan Santri
Abstrak : Wanita sering diidentifikasikan sebagai sex kedua. Klaim histories ini diperkuat oleh kultur sosial dari masyarakat yang menempatkan wanita dibelakang. Wanita ditempatkan sebagai sub-ordinat dari berbagai kepentingan termasuk penafsiran agama untuk kepentingan-kepentingan tertentu. Wanita seperti tidak memiliki wilayah personal untuk mengekspresikan kebutuhan spiritualnya. Pernyataan ini melahirkan suatu tanda-tanya, bagaimana mengekspresikan spiritualitas di kalangan wanita? Rupanya, jawaban sederhana dapat dikaji melalui suatu realita di wilayah Madura.
Bagi wanita Madura, kebutuhan spiritual merupakan bagian dari penguatan individual dan komunal yang tidak bisa dipandang sebelah mata oleh penafsiran agama. ekspresi spiritual ini dapat dilihat dalam salah satu tarekat yang ada yaitu Naqsabandiyah Muzhariyah, karena tarekat ini dipimpin oleh seorang mursyid wanita, dan berpengaruh luas di kalangan para pengikutnya, baik wanita maupun pria. Realitas ini tentunya berlawanan dengan pemahaman masyarakat Madura sendiri yang menempatkan kyai lebih tinggi dari santrinya. Kyai senantiasa diasosiasikan dengan pria, sementara santri adalah wanita.
Kemunculan mursyid wanita dalam tarekat di masyarakat Madura merupakan fenomena baru yang memiliki dampak signifikan terhadap persepsi tentang bagaimana ekspresi keagamaan dipahami, khususnya dalam kenempatan wanita dikalangan masyarakat.
Dokumen: ar2005