Tasawuf di Kalangan Intelektual Muhammadiyah kota Semarang

Judul : TASAWUF DI KALANGAN INTELEKTUAL MUHAMMADIYAH KOTA SEMARANG
Pengarang : A.Sya’roni Tisnowijaya
Publikasi : Semarang: Program Pascasarjana IAIN Walisongo, 2008
Subjek : Tasawuf
Kata Kunci : Sufi, Sufisme, Kepribadian Sufistik, intelektual dan tasawuf, Perilaku Sufi
Abstrak : Permasalahan utama penelitian ini membahas persepsi intelektual Muhammadiyah Kota Semarang terhadap ajaran tasawuf. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan pendekatan naturalistik. Muhammadiyah secara formal menolak tasawuf, karena tasawuf seringkali diselewengkan menjadi tarekat dengan praktik-praktik ritual yang sangat ketat. Tidak didapatinya tawash-shulan, yasinan, tahlilan atau manaqiban seperti yang dipunyai NU bukan berarti amalan-amalan tasawuf dan dzikir tidak dikenal di kalangan Muhammadiyyah. Amalan-amalan tasawuf dapat diterima sepanjang menjadi praktik individual untuk meningkatkan akhlaq terpuji. Muhammadiyah juga menganjurkan para anggotanya untuk memperbanyak shalat sunnat, dzikir dan wirid, serta mengedepankan sikap ikhlas dalam beraktivitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum terdapat tiga sikap di kalangan intelektual Muhammadiyah terkait dengan eksistensi tasawuf yaitu menolak secara total, terbuka terhadap keberadaan tasawuf dan akomodatif. Menurut paham Muhammadiyah beribadah adalah suatu konsep yang sudah paten dan tidak boleh direkayasa, landasan utamanya adalah al-Qur’an dan Sunnah, sehingga apabila tidak ada tidak boleh dilakukan. Namun dalam Muhammadiyah terminologi spiritualitas seperti dzikir itu ada dan lebih sering disebut dengan istilah “akal dan hati suci” atau “Spiritualitas yang Syariahistik”
Dokumen : ಫುಲ್ಲ್ತೆಕ್ಷ್ತ